Memahami
Nilai Bisnis Dari Sistem Informasi
Sistem informasi bisa memiliki beberapa nilai berbeda untuk
perusahaan bisnis. Infrastruktur teknologi informasiyang kuat dan konsisten.
Dalam jangka waktu panjang , bisa memainkan peran strategis penting dalam
kehidupan perusahaan system informasi
bisa menopang kelangsungan hidup perusahaan.
Manfaat system dari sudut keuangan pada intinya berputar disekitar
pertanyaan mengenai pengembalian atas modal investasi.
Model model
anggaran modal tradisional
Model model anggaran modal tradisional merupakan salah satu bentuk
dari beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur nilai proyek investasi modal
jangka panjang.
Ada enam model anggaran modal yang digunakan untuk mengevaluasi
proyek-proyek modal:
·
Metode
penggantian
·
Nilai
akuntansi dari pengembalian modal investasi
·
Rasio
rugi-laba
·
Nilai net
saat ini (NPV/net present value)
·
Indeks
keuntungan
·
Nilai
internal pengembalian modal
Batasan-batasan
model financial
Kesulitan-kesulitan mengukur keuntungan yang tidak kelihatan memberi
bias pada model-model financial: Sistem transaksi dan klerikal yang
menggantikan tenaga kerja dan menghemat ruang selalu menghasilkan keuntungan
yang lebih terukur dan nyata daripada system informasi manajemen, system
pendukung keputusan, atau system kerja kolaboratif didukung computer.
Pendekatan-pendekatan tradisional untuk memberi nilai atas investasi system
informasi cenderung menaksir produktivitas proyek system individual untuk
fungsi bisnis tertentu. Pendekatan-pendekatan ini tidak cukup menjelaskan
investasi dalam infrastruktur TI, menguji bisnis-bisnis baru, atau
kemampuan-kemampuan enterprise lain yang bisa menguntungkan organisasi secara
keseluruhan.
Fokus tradisional pada aspek-aspek financial dan teknis dari system
informasi cenderung melebih-lebihkan dimensi sosial dan organisasional dari
system informasi yang bisa mempengaruhi biaya dan keuntungan sebenarnya dari
investasi. Banyak keputusan investasi system informasi tidak cukup
mempertimbangkan biaya dari sudut kekacauan/gangguan organisasi yang disebabkan
oleh system yang baru, seperti biaya-biaya untuk melakukan pelatihan pengguna
akhir, dampak pelatihan system yang baru bagi karyawan, atau waktu yang
dihabiskan oleh manajer untuk mengawasi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan system yang baru. Keuntungan-keuntungan seperti keputusan yang bisa
diambil dengan cepat dari system baru atau memperbaiki pengetahuan dan keahlian
karyawan juga bisa terlalu dilebih-lebihkan dalam analisis financial tradisional.
Ada beberapa alasan yang bisa dipercaya bahwa investasi dalam
teknologi informasi memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam pemodelan
financial. Anggaran modal secara historis berhubungan dengan perlengkapan
pabrikasi dan investasi jangka-panjang lainnya, seperti fasilitas pembangkit
listrik dan jaringan telepon. Investasi ini diharapkan berlangsung selama lebih
dari satu tahun sampai dengan 25 tahun. Akan tetapi, system informasi berbeda
dengan system pabrikasi dalam hal lebih singkatnya jangka waktu kelangsungan
hidup system. Perubahan teknologi besar-besaran dalam hal system informasi
berbasis komputer berarti sebagian besar system sebelumnya telah ketinggalan
(out of date) selama lima atau delapan tahun. Tingginya tingkat keusangan
teknologi dalam anggaran untuk system berarti periode penggantiannya harus
lebih singkat dan nilai pengambilan lebih tinggi daripada proyek modal umumnya
dengan waktu kegunaan yang lebih panjang.
Inti dari model financial adalah menggunakan model itu secara
hati-hati dan meletakkan hasil nya pada konteks yang lebih luas dari analisis
bisnis.
Metode
penggantian
Metode penggantian sangat sederhana:
merupakan pengukuran waktu yang diperlukan untuk menggantikan/mengembalikan
investasi awal dari proyek. Periode penggantian dihitung sebagai berikut:
Investasi awal
Net kas masuk per
tahun Jumlah tahun untuk
pengembalian modal
Nilai akuntansi
dari pengembalian modal investasi (ROI)
Perusahaan membuat
investasi modal untuk mendapatkan kepuasan nilai pengembalian. Penentuan
tingkat kepuasan nilai pengembalian tergantung pada biaya peminjaman uang,
namun factor-faktor lainnya bisa dimasukkan ke dalam persamaan tersebut.
Faktor-faktor tersebut adalah nilai historis dari pengembalian yang diharapkan
oleh perusahaan. Dalam jangka panjang, nilai pengembalian yang diharapkan harus
sama dengan atau melebihi modal pada pasar. Jika tidak, tidak akan ada yang mau
meminjamkan uang kepada perusahaan.
Nilai akuntansi dari pengembalian
modal investasi menghitung nilai pengembalian dari investasi dengan mengatur
arus masuk kas yang dihasilkan oleh investasi untuk penurunan harga
(depresiasi). Ini menghasilkan perkiraan pendapatan akuntansi yang dimiliki
oleh proyek.
Untuk menemukan nilai
pengembalian investasi, pertama-tama hitunglah rata-rata keuntungan bersih.
Rumus untuk rata-rata keuntungan bersih sebagai berikut:
(Total keuntungan Total biaya
Depresiasi)
Waktu penggunaan Keuntungan
bersih
Keuntungan bersih ini dibagi
dengan investasi awal untuk mendapatkan nilai pengembalian investasi, dengan
rumus:
Keuntungan bersih
Total investasi awal Nilai pengembalian
investasi
Nilai
bersih saat ini
Nilai saat ini
adalah nilai dolar yang berlaku saat ini untuk pembayaran atau urut-urutan
pembayaran yang akan diterima pada masa yang akan datang. Nilai itu bisa
dihitung dengan menggunakan rumus:
Pembayaran x
Dengan demikian,
untuk membandingkan investasi (yang dibuat dalam dolar saat ini) dengan
penghematan masa depan atau pendapatan, anda perlu memotong pendapatan dengan
nilainya saat ini kemudian menghitung nilai bersih saat ini dari investasi.
Nilai bersih saat iniadalah jumlah uang sebagai harga investasi, yang terdiri
dari biaya, pendapatan, dan nilai waktu dari uang. Rumus untuk nilai bersih
saat ini adalah:
Nilai saat ini dari arus kas yang
diperkirakan – biaya awal investasi= nilai bersih saat ini.
Rasio
rugi-laba
Metode sederhana untuk
menghitung pengembalian modal adalah menghitung rasio rugi-laba, yaitu rasio
dari keuntungan dan kerugian. Rumusnya adalah:
Indeks
profitabilitas
Indeks
profitabilitas dihitung dengan membagi nilai saat ini dari total arus kas masuk
yang berasal dari investasi dengan biaya awal investasi. Hasilnya bisa
digunakan untuk membandingkan keuntungan investasi alternatif.
Tingkat
pengembalian internal (IRR)
Nilai internal
pengembalian modal adalah variasi dari metode nilai bersih saat ini. Metode ini
memperhitungkan nilai waktu uang. Tingkat pengembalian internal (IRR)
didefinisikan sebagai nilai pengembalian modal pada atau keuntungan yang
dihasilkan dari investasi.
Hasil
analisis anggaran modal
Dengan menggunakan
metode yang memperhitungkan nilai waktu uang proyek
Pertimbangan-Pertimbangan
Strategis
Metode lainnya untuk memilih dan
mengevaluasi investasi system informasi mencakup pertimbangan-pertimbangan yang
tidak diperhatikan oleh metode anggaran modal tradisional. Beberapa model
dibawah ini bisa saling dikombinasikan :
·
Analisis
Portofolio
Selain menggunakan anggaran modal, cara lain yang dipakai dalam
memilih satu diantara banyak proyek alternatif adalah mempertimbangkan
perusahaan memiliki portofolio dari aplikasi yang potensial. Masing-masing
aplikasi memiliki keuntungan dan kerugian.
Jika analisis strategis telah menetapkan arah keseluruhan dari
pengembangan system, maka dapat digunakan analisis portofolio untuk memilih
alternatif. Mereka dapat memulainya dengan focus pada system yang memiliki
keuntungan besar dan risiko kecil. Hal ini menjanjikan pengembalian modal yang
tinggi dan resiko yang kecil. Kedua, system yang beresiko tinggi dengan
keuntungan yang besar harus diuji ulang untuk mengetahui kemungkinan
pembangunan ulang dan penggantiannya dengan system lain yang diinginkan, yanag
memmiliki keuntungan lebih tinggi..
·
Model-model
Skoring
Metode yang cepat dan kadang kala meyakinkan dan berasal dari
keputusan mengenai pemilihan system alternatif adalah model skoring. Model
skoring memberikan kepada system alternatif sebuah skor tunggal berdasarkan
tingkat dimana system tersebut memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Salah
satu penggunaan utama model skoring adalah dalam identifikasi kriteria
pemilihan dan berat relatifnya.
·
Model-model
Penetapan Harga Opsi Riil
Model penetapan harga opsi riil menggunakan konsep penilaian yang
dipinjam dari industri finansial. Metode penetapan harga opsi riil memberi nilai
pada proyek system informasi sama dengan opsi saham, memberi fleksibiitas
kepada manajer untuk membuat modal investasi saat ini untuk menciptakan peluang
untuk masa mendatang. Model opsi penetapan harga rill menawarkan sebuah
pendekatan untuk berpikir mngenai proyek teknologi informasi yang
memperhitungkan nilai pembelajaran manajemen dan nilai dari penundaan
investasi. Kekurangan utama dari model ini adalah dalam mengestimasi semua
variable kunci, khususnya arus kas yang diharapkan dari aset mendasar dan
perubahan-perubahan dalam biaya implementasi.
Pentingnya
Manajemen Perubahan dalam Keberhasilan dan Kegagalan Sistem Informasi
Keuntungan-keuntungan dari investasi teknologi informasi akan
berkurang jika perusahaan tidak mempertimbangkan biaya perubahan organisasi
yang berkaitan dengan system baru atau mengefektifkan perubahan-perubahan
tersebut. Penggunaan atau penggantian system informasi memiliki dampak yang
besar terhadap organisasi dan perilaku. Perubahan internal organisasi
menyebabkan hambatan dan oposisi dan bias membawa pada kematian system atau
keberhasilan system.
Kegagalan system informasi dalam
presentasi yang sangat besar untuk membawa keuntungan atau mengatasi masalah sebagaimana
yang dimaksudkan, terjadi karena proses perubahan organisasi di sekitar
pembangunan system tidak diarahkan dengan benar. Pembangunan system yang
berhasil membutuhkan manajemen perubahan secara cermat.
Bidang-Bidang
Masalah Sistem informasi
Masalah-masalah yang menyebabkan
kegagalan system informasi bias dikelompokkan kedalam beberapa kategori yaitu:
Perancangan
Perancangan
aktual system mungkin tidak bisa sesuai dengan persyaratan bisnis yang utama
atau tidak bisa memperbaiki kkinerja organisasi. Informasi tidak bisa tersedia
dengan cukup cepat untuk membantu proses bisnis. Cara dimana pengguna bisnis
nonteknis harus berinteraksi dengan system mungkin saja terlalu rumit dan
kurang mendukung. Antarmuka pengguna adalah bagian dari system yang berfungsi
sebagai media interaksi antara pengguna dengan system.
System informasi
dinilai gagal jika rancangannya tidak sesuai dengan struktur, kultur dan
sasaran organisasi secara keseluruhan. Secara historis, rancangan system
informasi sering kurang sesuai dengan isu-isu teknis yang perlu menjadi
perhatian organisasi.
Data
Data di dalam
system memiliki tingkat inakurasi dan inkonsistensi yang tinggi. Informasi pada
bidang-bidang tertentu mungkin saja mengandung kesalahan atau ambigu, atau
diorganisasi dengan baik untuk tujuan bisnis. Informasi yang dibutuhkan untuk
fungsi bisnis tertentu mungkin tidak bisa diakses karena data tidak lengkap.
Biaya
Sebagian system
beroperasi dengan baik, namun biaya unuk mengimplementasikannya dan
menjalankannya pada basis produksi bisa melebihi nilai yang sudah dianggarkan.
Proyek system lainnya mungkin sangat boros untuk diselesaikan. Dalam kedua
kasus tersebut, pengeluaran-pengeluaran berlebihan tidak bisa dinilai dengan
nilai bisnis yang ditunjukkan dari informasi yang disediakan.
Pengoperasian
System tidak berjalan
dengan baik. Informasi tidak tersedia dengan cepat dan efisien karena operasi
komputer yang menangani proses informasi terhambat. Pekerjaan yang sering
dibatalkan akan mengakibatkan kerugian dan penundaan atau ketidaksesuaian
jadwal yang sudah ditetapkan untuk pengiriman informasi. Suatu system online
mungkin secara operasional tidak mencukupi karena waktu responnya terlalu lama.
Manajemen
Perubahan dan Konsep Implementasi
Agar secara efektif mengelola perubahan organisasi disekitar
pembangunan system informasi yang baru, orang harus menguji dan meneliti proses
implementasi. Implementasi merujuk kepada semua aktivitas organisasional dalam
hal adopsi, manajemen dan rutinitas dari inovasi seperti system informasi yang
baru .
Satu model dari proses implementasi adalah model Kolb/Frohman atas
perubahan organisasi. Model ini membagi proses perubahan organisasi. Model ini
membagi proses perubahan organisasi kedalam tujuh tahap relasi antara seorang
konsultan organisasi dan kliennya. Penelitian akhir-akhir ini mengenai
implementasi menekankan perlunya fleksibilitas dan improvisasi dengan para
pelaku organisasi untuk tidak dibatasi oleh peran-peran yang kaku.
Penyebab
Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi
Pelaksanaan implementasi secara luas bisa ditentukan dari
factor-faktor berikut ini:
Peran para
pengguna dalam proses implementasi
Tingkat
dukungan manajemen untuk usaha implementasi
Level
kompleksitas dan resiko proyek implementasi
Kualitas
manajemen dari proses implementasi
Mengubah
Tantangan Manajemen untuk Aplikasi Enterprise, Perekayasaan Proses Bisnis,
Manajemen Hubungan Pelanggan
Sebagian besar proyek system enterprise dan perekayasaan diperlemah
oleh karena implementasi yang buruk dan praktik-praktik pengelolaan perubahan
yang gagal mengarahkan perhatian-perhatian para karyawan terhadap perubahan
tersebut. Berhadapan dengan ketakutan dan kecemasandiseluruh organisasi;
mengatasi hambatan oleh manajer inti; perubahan fungsi kerja; jenjang karier;
praktik perekrutan; dan pelatihan membawa ancaman-ancaman yang lebih besar
terhadap perekayasaan ulang daripada kesulitan-kesulitan perusahaan dalam
menghadapi visualisasi dan perancangan perubahan terobosan atas proses bisnis.
Sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan sistem manajemen
rantai persediaan juga sangat sulit diimplementasikan dengan sukses. Sebagian
besar perusahaan merangkul kebutuhan CRM untuk mentransformasi fokus itu dari
sudut pandang produk-sentris menjadi sudut pandang berpusat pada pelanggan, yang memerlukan
beberapa perubahan mendasar dalam hal kultur organisasi dan proses bisnis,
begitu pula kerjasama yang erat antara sistem informasi dan kelompok penjualan
serta pemasaran.
Implikasi
Sistem Akibat Penggabungan dan Akuisisi
Penggabungan dan akuisisi terus bertambah karena keduanya adalah
mesin pertumbuhan utama bagi bisnis. Perusahaan berpotensi memotonng
biaya-biaya secara signifikan dengan melakukan penggabungan dengan para
pesaingnya, mengurangi resiko dengan
berekspansi kedalam beragam industry dan menciptakan kumpulan pengetahuan dan
keahlian pesaing dengan menggabungkan kekuatan dengan para pemain lain. Selain
itu juga bisa menghemat waktu: perusahaan bisa mendapatkan bagian pasar dan
keahlian secara sangat cepat melalui akuisisi daripada melakukan pembangunan
jangka panjang.
Para arsitek penggabungan dan akuisisi sering gagal mengapresiasi
kesulitan dalam hal integritas sistem dari beragam perusahaan. Penggabungan dan
akuisisi sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dari perusahaan yang
bergabung dari infrastruktur teknologi informasinya. Kombinasi sistem informasi
dari kedua perusahaan berbeda dari biasanya perlu memperhatikan perlunya
perubahan organisasi dan proyek sistem kompleks yang perlu dikelola. Jika
integritas tidak dikelola dengan benar, maka perusahaan menjadi tertatih-tatih
menjalankan bisnisnya menggunakan sistem lama mereka yang sudah kadaluwarsa.
Jika perusahaan yang ditargetkan untuk akuisisi sudah
diidentifikasi, maka para manajer sistem informasi perlu mengidentifikasi biaya
realistik dari integrasi tersebut; perkiraan keuntungan dari operasi, cakupan,
pengetahuan dan waktu; dan masalah-masalah sistem. Selain itu, para manajer TI
bisa secara kritis memperkirakan biaya-biaya lainnya dan perubahan-perubahan
lainnya yang diperlukan untuk memperbarui infrastruktur TI atau membuat
perbaikan-perbaikan sistem utama untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang
bergabung.
Mengelola
Implementasi
Tidak semua aspek proses implementasi bisa dengan mudah dikendalikan
atau direncanakan. Namun, peluang-peluang untuk keberhasilan sistem bisa
ditingkatkan dengan mengantisipasi potensi masalah implementasi dan menerapkan
strategi perbaikan yang benar. Beragam pengelolaan proyek, pengumpulan
persyaratan dan metode perencanaan telah dikembangkan untuk beberapa kategori
masalah tertentu. Strategi juga telah direncanakan untuk memastikan bahwa
pengguna memainkan peran yang sesuai disepanjang proses implementasi dan untuk
mengelola proses perubahan organisasional.
Mengendalikan
Faktor-Faktor Risiko
langkah pertama mengelola risisko proyek adalah mengidentifikasi
sifat dan level risiko dari proyek yang sedang dikerjakan. Para pelaku
implementasi kemudian bisa mengadaptasi kemungkinan pendekatan terhadap
pengelolaan proyek, penanganan masing-masing proyek dengan peranti, metode
pengelolaan proyek, dan hubungan organisasional yang menggerakkanlevel
risiskonya.
Mengelola
Kompleksitas Teknis
Proyek dengan teknologi yang kompleks dan menantang untuk dikuasai
berasal dari keuntungan peranti integrasi internal. Keberhasilan proyek seperti
ini bergantung dari seberapa baik pengelolaan kompleksitas. Para pemimpin
proyek perlu memiliki pengalaman administratif dan teknis. Mereka harus mampu
mengantisipasi masalah-masalah dan mengembangkan relasi yang mulus antar tim
teknis secara terus-menerus. Keterampilan atau keahlian teknik yang penting
yang tersedia secara internal, harus dicari dan ditentukan dari luar
organisasi.
Perencanaan
dan Peranti Kendali Resmi
Proyek-proyek besar akan menarik keuntungan dari penggunaan secara
tepat peranti perencanaan resmi dan peranti kendali resmi. Teknik-teknik
pengelolaan proyek bisa membantu manajer mengidentifikasi sumbatan-sumbatan dan
menentukna dampak masalah pada waktu penyelesaian proyek. Teknik-teknik ini
juga membantu pengembangan sistem untuk membagi implementasi kedalam
segmen-segmen yang lebih kecil, yang bisa dikelola dengan baik dan menghasilkan
keuntungan bisnis yang terukur. Teknik kendali standar akan berhasil memetakan
kemajuan proyek atas penganggran dan tanggal jatuh tempo, sehingga penyimpangan
dari perencanaan bisa diketahui.
Meningkatkan
Keterlibatan Pengguna dan Mengatasi Resistansi Pengguna
Proyek yang relatif memiliki struktur kecil dan persyaratan yang
belum ditetapkan harus melibatkan pengguna disemua tahapnya. Para pengguna
harus dimobilitas untuk mendukung satu dari banyak kemungkinan pilihan
perancangan dan agar mereka berkomitmen pada satu rancangan. Peranti integrasi
eksternal terdiri dari cara-cara mengkoneksi kerja tim implementasi dengan
pengguna disemua level organisasi.
Partisipasi dalam kegiatan implementasi bisa saja kurang mencukupi
untuk mengatasi maslah resistansi pengguna. Proses implementasi menuntut
perubahan organisasional. Ada kemungkinan perubahan tersebut terhalang karena
ada beragam pengguna yang bisa terpengaruh oleh sistem dengan beragam cara.
Sementara sebagian pengguna mungkin bisa menyetujui sistem yang baru karena
membawa perubahan yang merupakan yang mereka anggap menguntungkan mereka.
Strategi untuk mengatasi hamabatan pengguna mencakup partisipasi pengguna,
pendidikan dan pelatihan kepada pengguna, pengumuman resmi dan kebijakan
manajemen dan pemberian intensif yang lebih baik bagi pengguna yang bekerja
sama . sistem yang baru dapat dibuat lebih mudah bagi pengguna dengan
memperbaiki antarmuka pengguna. Pengguna akan lebih bisa bekerja sama jika
masalah-masalah organisasional dipecahkan khususnya untuk memperkenalkan sistem
yang baru.
Perancangan
untuk Organisasi
Karena tujuan sistem yang baru adalah memperbaiki kinerja
organisasi, maka proses pengembangan sistem harus secara eksplisit menunjukkan
cara di mana organisasi akan berubah jika sistem yang baru sudah dipasang,
termasuk pemasangan internet, ekstranet, dan aplikasi internet. Sebagai
tambahan untuk perubahan prosedural, transformasi dalam hal fungsi kerja,
struktur organisasi, hubungan barbagi otoritas, dan perilaku harus direncanakan
secara cermat. Jika perubahan-perubahan yang dibawa oleh teknologi menghasilkan
konsekuensi yang bisa diketahui, maka organisasi bisa mendapatkan keuntungan dengan
mengimprovisasi peluang-peluang baru.
Walaupun analisis sistem dan kegiatan perancangan dianggap
menyertakan analisis dampak organisasi, namun wilayah ini biasanya diabaikan.
Analisis dampak organisasi menjelaskan bagaimana sistem yang diajukan akan mempengaruhi
struktur organisasi, sikap, pengambilan keputusan, dan pengoperasian. Agar bisa
berhasil mengintegrasikan sistem informasi dengan organisasi, perkiraan dampak
organisasi yang menyeluruh dan terdokumentasi harus mendapat perhatian lebih
banyak dalam segala usaha pengembangan yang akan dilakukan.
Revolusi
Jaringan dan Internet
Kualitas sistem informasi harus dievaluasi lebih dalam hal kriteria
pengguna daripada criteria staf sistem informasi. Dalam hubungannya dengan
sasaran seperti ukuran memori, rasio akses, dan waktu penghitungan, maka
sasaran sistem harus mencakup standar kerja pengguna.
Wilayah-wilayah dimana pengguna berinteraksi dengan sistem, harus
dirancang dengan cermat, dengan kepekaan terhadap isu-isu ergonomik. Ergonomik
mengacu pada interaksi orang-orang dan mesin dalam lingkungan kerja.
Rancangan
Sosioteknis
Sebagian besar pendekatan pembangunan sistem kontemporer cenderung
memperlakukan pengguna akhir sabagai inti proses pembangunan sistem, namun
memainkan peran yang relative pasif terhadap kekuatan-kekuatan lain yang
membentuk sistem.
Rencana perancang sosioteknis menetapkan sasaran-sasaran manusia
untuk sistem yang bisa meningkatkan kepuasan kerja. Para perancang harus
menetapkan solusi teknis dan rancangan social. Rencana rancangan social
menguraikan struktur kelompok-kelompok kerja, alokasi tugas dan rancangan kerja
individu. Solusi teknis yang diajukan dibandingkan dengan solusi yang diajukan.
Solusi teknis dan social yang bisa dikombinasikan diajukan sebagai sosioteknis.
Alternatif yang paling sesuai dengan sasaran teknis dan social dipilih sebagai
rancangan akhir. Rancangan sosioteknis yang dihasilkan diharapkan membuahkan
sistem informasi yang bisa mengikat efisiensi teknis dengan kepekaan atas
kebutuhan manusia dan organisasi, yang pada akhirnya membawa kepuasan kerja.
Manajemen
Proyek “Generasi Keempat”
Teknik-teknik tradisional dalam mengelola proyek barkaitan dengan
masalah-masalah ukuran dan kompleksitas dalam hal memecahkan proyek besar
menjadi beberapa subproyek; menugaskan tim, membuat penjadwalan dan garis besar
masing-masing serta fokus terutama pada mekanisme proyek ketimbang pada hasil
bisnis. Teknik-teknik ini tidak mencukupi untuk sistem enterprise dan proyek
sistem berskala besar lainnya yang memiliki masalah-masalah kompleks mengenai
koordinasi organisasi dan pengelolaan perubahan dan kadang kala berhadapan
dengan teknologi yang belum dikenal secara baik, dan secara terus menerus
mengubah persyaratan bisnis.
Pada model ini, perencanaan proyek mengasumsikan fokus keseluruhan
perusahaan, dikendalikan oleh visi strategi bisnis perusahaan dan arsitektur
teknologinya. Para manajer proyek dan subproyek lebih fokus pada penyelesaian
masalah dan menghadapi tantangan sewaktu keduanya muncul, daripada menghadapi
kejadian-kejadian formal yang sifatnya insidentil. Mereka harus menekankan
pembelajaran, mencari cara untuk mengadaptasi ketidakpastian yang sudah
diketahui dan mengadaptasi kekacauan tambahan. Sangat berguna bagi perusahaan
untuk menetapkan program kantor secara terpisah dalam mengelola subproyek,
mengkoordinasi keseluruhan proyek dengan kelangsungan proyek dan mengkoordinasi
proyek dengan perubahan terus menerus dalam hal strategi bisnis perusahaan,
arsitektur sistem informasi dan infrastrukturnya dan proses bisnisnya.
No comments:
Post a Comment