Wednesday, 17 April 2013

Memahami Nilai Bisnis Dari Sistem Informasi

Memahami Nilai Bisnis  Dari Sistem Informasi

Sistem informasi bisa memiliki beberapa nilai berbeda untuk perusahaan bisnis. Infrastruktur teknologi informasiyang kuat dan konsisten. Dalam jangka waktu panjang , bisa memainkan peran strategis penting dalam kehidupan perusahaan  system informasi bisa menopang kelangsungan hidup perusahaan.
Manfaat system dari sudut keuangan pada intinya berputar disekitar pertanyaan mengenai pengembalian atas modal investasi.
Model model anggaran modal tradisional
Model model anggaran modal tradisional merupakan salah satu bentuk dari beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur nilai proyek investasi modal jangka panjang.
Ada enam model anggaran modal yang digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek modal:
·         Metode penggantian
·         Nilai akuntansi dari pengembalian modal investasi
·         Rasio rugi-laba
·         Nilai net saat ini (NPV/net present value)
·         Indeks keuntungan
·         Nilai internal pengembalian modal
Batasan-batasan model financial
Kesulitan-kesulitan mengukur keuntungan yang tidak kelihatan memberi bias pada model-model financial: Sistem transaksi dan klerikal yang menggantikan tenaga kerja dan menghemat ruang selalu menghasilkan keuntungan yang lebih terukur dan nyata daripada system informasi manajemen, system pendukung keputusan, atau system kerja kolaboratif didukung computer. Pendekatan-pendekatan tradisional untuk memberi nilai atas investasi system informasi cenderung menaksir produktivitas proyek system individual untuk fungsi bisnis tertentu. Pendekatan-pendekatan ini tidak cukup menjelaskan investasi dalam infrastruktur TI, menguji bisnis-bisnis baru, atau kemampuan-kemampuan enterprise lain yang bisa menguntungkan organisasi secara keseluruhan.
Fokus tradisional pada aspek-aspek financial dan teknis dari system informasi cenderung melebih-lebihkan dimensi sosial dan organisasional dari system informasi yang bisa mempengaruhi biaya dan keuntungan sebenarnya dari investasi. Banyak keputusan investasi system informasi tidak cukup mempertimbangkan biaya dari sudut kekacauan/gangguan organisasi yang disebabkan oleh system yang baru, seperti biaya-biaya untuk melakukan pelatihan pengguna akhir, dampak pelatihan system yang baru bagi karyawan, atau waktu yang dihabiskan oleh manajer untuk mengawasi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan system yang baru. Keuntungan-keuntungan seperti keputusan yang bisa diambil dengan cepat dari system baru atau memperbaiki pengetahuan dan keahlian karyawan juga bisa terlalu dilebih-lebihkan dalam analisis financial tradisional.
Ada beberapa alasan yang bisa dipercaya bahwa investasi dalam teknologi informasi memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam pemodelan financial. Anggaran modal secara historis berhubungan dengan perlengkapan pabrikasi dan investasi jangka-panjang lainnya, seperti fasilitas pembangkit listrik dan jaringan telepon. Investasi ini diharapkan berlangsung selama lebih dari satu tahun sampai dengan 25 tahun. Akan tetapi, system informasi berbeda dengan system pabrikasi dalam hal lebih singkatnya jangka waktu kelangsungan hidup system. Perubahan teknologi besar-besaran dalam hal system informasi berbasis komputer berarti sebagian besar system sebelumnya telah ketinggalan (out of date) selama lima atau delapan tahun. Tingginya tingkat keusangan teknologi dalam anggaran untuk system berarti periode penggantiannya harus lebih singkat dan nilai pengambilan lebih tinggi daripada proyek modal umumnya dengan waktu kegunaan yang lebih panjang.
Inti dari model financial adalah menggunakan model itu secara hati-hati dan meletakkan hasil nya pada konteks yang lebih luas dari analisis bisnis.
*      Metode penggantian
Metode penggantian sangat sederhana: merupakan pengukuran waktu yang diperlukan untuk menggantikan/mengembalikan investasi awal dari proyek. Periode penggantian dihitung sebagai berikut:

Investasi awal                                   
Net kas masuk per tahun             Jumlah tahun untuk pengembalian modal

*      Nilai akuntansi dari pengembalian modal investasi (ROI)
Perusahaan membuat investasi modal untuk mendapatkan kepuasan nilai pengembalian. Penentuan tingkat kepuasan nilai pengembalian tergantung pada biaya peminjaman uang, namun factor-faktor lainnya bisa dimasukkan ke dalam persamaan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah nilai historis dari pengembalian yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam jangka panjang, nilai pengembalian yang diharapkan harus sama dengan atau melebihi modal pada pasar. Jika tidak, tidak akan ada yang mau meminjamkan uang kepada perusahaan.
               Nilai akuntansi dari pengembalian modal investasi menghitung nilai pengembalian dari investasi dengan mengatur arus masuk kas yang dihasilkan oleh investasi untuk penurunan harga (depresiasi). Ini menghasilkan perkiraan pendapatan akuntansi yang dimiliki oleh proyek.
               Untuk menemukan nilai pengembalian investasi, pertama-tama hitunglah rata-rata keuntungan bersih. Rumus untuk rata-rata keuntungan bersih sebagai berikut:
              
               (Total keuntungan Total biaya Depresiasi)           
                               Waktu penggunaan                                        Keuntungan bersih

               Keuntungan bersih ini dibagi dengan investasi awal untuk mendapatkan nilai pengembalian investasi, dengan rumus:
               Keuntungan bersih
               Total investasi awal                         Nilai pengembalian investasi

*      Nilai bersih saat ini
Nilai saat ini adalah nilai dolar yang berlaku saat ini untuk pembayaran atau urut-urutan pembayaran yang akan diterima pada masa yang akan datang. Nilai itu bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

               Pembayaran x

Dengan demikian, untuk membandingkan investasi (yang dibuat dalam dolar saat ini) dengan penghematan masa depan atau pendapatan, anda perlu memotong pendapatan dengan nilainya saat ini kemudian menghitung nilai bersih saat ini dari investasi. Nilai bersih saat iniadalah jumlah uang sebagai harga investasi, yang terdiri dari biaya, pendapatan, dan nilai waktu dari uang. Rumus untuk nilai bersih saat ini adalah:
               Nilai saat ini dari arus kas yang diperkirakan – biaya awal investasi= nilai bersih saat ini.

*      Rasio rugi-laba
Metode sederhana untuk menghitung pengembalian modal adalah menghitung rasio rugi-laba, yaitu rasio dari keuntungan dan kerugian. Rumusnya adalah:

*      Indeks profitabilitas
Indeks profitabilitas dihitung dengan membagi nilai saat ini dari total arus kas masuk yang berasal dari investasi dengan biaya awal investasi. Hasilnya bisa digunakan untuk membandingkan keuntungan investasi alternatif.

*      Tingkat pengembalian internal (IRR)
Nilai internal pengembalian modal adalah variasi dari metode nilai bersih saat ini. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang. Tingkat pengembalian internal (IRR) didefinisikan sebagai nilai pengembalian modal pada atau keuntungan yang dihasilkan dari investasi.

*      Hasil analisis anggaran modal
Dengan menggunakan metode yang memperhitungkan nilai waktu uang proyek

Pertimbangan-Pertimbangan Strategis
                Metode lainnya untuk memilih dan mengevaluasi investasi system informasi mencakup pertimbangan-pertimbangan yang tidak diperhatikan oleh metode anggaran modal tradisional. Beberapa model dibawah ini bisa saling dikombinasikan :
·         Analisis Portofolio
Selain menggunakan anggaran modal, cara lain yang dipakai dalam memilih satu diantara banyak proyek alternatif adalah mempertimbangkan perusahaan memiliki portofolio dari aplikasi yang potensial. Masing-masing aplikasi memiliki keuntungan dan kerugian.
Jika analisis strategis telah menetapkan arah keseluruhan dari pengembangan system, maka dapat digunakan analisis portofolio untuk memilih alternatif. Mereka dapat memulainya dengan focus pada system yang memiliki keuntungan besar dan risiko kecil. Hal ini menjanjikan pengembalian modal yang tinggi dan resiko yang kecil. Kedua, system yang beresiko tinggi dengan keuntungan yang besar harus diuji ulang untuk mengetahui kemungkinan pembangunan ulang dan penggantiannya dengan system lain yang diinginkan, yanag memmiliki keuntungan lebih tinggi..
·         Model-model Skoring
Metode yang cepat dan kadang kala meyakinkan dan berasal dari keputusan mengenai pemilihan system alternatif adalah model skoring. Model skoring memberikan kepada system alternatif sebuah skor tunggal berdasarkan tingkat dimana system tersebut memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu penggunaan utama model skoring adalah dalam identifikasi kriteria pemilihan dan berat relatifnya.
·         Model-model Penetapan Harga Opsi Riil
Model penetapan harga opsi riil menggunakan konsep penilaian yang dipinjam dari industri finansial. Metode penetapan harga opsi riil memberi nilai pada proyek system informasi sama dengan opsi saham, memberi fleksibiitas kepada manajer untuk membuat modal investasi saat ini untuk menciptakan peluang untuk masa mendatang. Model opsi penetapan harga rill menawarkan sebuah pendekatan untuk berpikir mngenai proyek teknologi informasi yang memperhitungkan nilai pembelajaran manajemen dan nilai dari penundaan investasi. Kekurangan utama dari model ini adalah dalam mengestimasi semua variable kunci, khususnya arus kas yang diharapkan dari aset mendasar dan perubahan-perubahan dalam biaya implementasi.
Pentingnya Manajemen Perubahan dalam Keberhasilan dan Kegagalan Sistem Informasi
                Keuntungan-keuntungan dari investasi teknologi informasi akan berkurang jika perusahaan tidak mempertimbangkan biaya perubahan organisasi yang berkaitan dengan system baru atau mengefektifkan perubahan-perubahan tersebut. Penggunaan atau penggantian system informasi memiliki dampak yang besar terhadap organisasi dan perilaku. Perubahan internal organisasi menyebabkan hambatan dan oposisi dan bias membawa pada kematian system atau keberhasilan system.
                Kegagalan system informasi dalam presentasi yang sangat besar untuk membawa keuntungan atau mengatasi masalah sebagaimana yang dimaksudkan, terjadi karena proses perubahan organisasi di sekitar pembangunan system tidak diarahkan dengan benar. Pembangunan system yang berhasil membutuhkan manajemen perubahan secara cermat.
Bidang-Bidang Masalah Sistem informasi
                Masalah-masalah yang menyebabkan kegagalan system informasi bias dikelompokkan kedalam beberapa kategori yaitu:

*      Perancangan
Perancangan aktual system mungkin tidak bisa sesuai dengan persyaratan bisnis yang utama atau tidak bisa memperbaiki kkinerja organisasi. Informasi tidak bisa tersedia dengan cukup cepat untuk membantu proses bisnis. Cara dimana pengguna bisnis nonteknis harus berinteraksi dengan system mungkin saja terlalu rumit dan kurang mendukung. Antarmuka pengguna adalah bagian dari system yang berfungsi sebagai media interaksi antara pengguna dengan system.
System informasi dinilai gagal jika rancangannya tidak sesuai dengan struktur, kultur dan sasaran organisasi secara keseluruhan. Secara historis, rancangan system informasi sering kurang sesuai dengan isu-isu teknis yang perlu menjadi perhatian organisasi.
*      Data
Data di dalam system memiliki tingkat inakurasi dan inkonsistensi yang tinggi. Informasi pada bidang-bidang tertentu mungkin saja mengandung kesalahan atau ambigu, atau diorganisasi dengan baik untuk tujuan bisnis. Informasi yang dibutuhkan untuk fungsi bisnis tertentu mungkin tidak bisa diakses karena data tidak lengkap.
*      Biaya
Sebagian system beroperasi dengan baik, namun biaya unuk mengimplementasikannya dan menjalankannya pada basis produksi bisa melebihi nilai yang sudah dianggarkan. Proyek system lainnya mungkin sangat boros untuk diselesaikan. Dalam kedua kasus tersebut, pengeluaran-pengeluaran berlebihan tidak bisa dinilai dengan nilai bisnis yang ditunjukkan dari informasi yang disediakan.
*      Pengoperasian
System tidak berjalan dengan baik. Informasi tidak tersedia dengan cepat dan efisien karena operasi komputer yang menangani proses informasi terhambat. Pekerjaan yang sering dibatalkan akan mengakibatkan kerugian dan penundaan atau ketidaksesuaian jadwal yang sudah ditetapkan untuk pengiriman informasi. Suatu system online mungkin secara operasional tidak mencukupi karena waktu responnya terlalu lama.
Manajemen Perubahan dan Konsep Implementasi 
Agar secara efektif mengelola perubahan organisasi disekitar pembangunan system informasi yang baru, orang harus menguji dan meneliti proses implementasi. Implementasi merujuk kepada semua aktivitas organisasional dalam hal adopsi, manajemen dan rutinitas dari inovasi seperti system informasi yang baru .
Satu model dari proses implementasi adalah model Kolb/Frohman atas perubahan organisasi. Model ini membagi proses perubahan organisasi. Model ini membagi proses perubahan organisasi kedalam tujuh tahap relasi antara seorang konsultan organisasi dan kliennya. Penelitian akhir-akhir ini mengenai implementasi menekankan perlunya fleksibilitas dan improvisasi dengan para pelaku organisasi untuk tidak dibatasi oleh peran-peran yang kaku.

Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi
Pelaksanaan implementasi secara luas bisa ditentukan dari factor-faktor berikut ini:
*      Peran para pengguna dalam proses implementasi
*      Tingkat dukungan manajemen untuk usaha implementasi
*      Level kompleksitas dan resiko proyek implementasi
*      Kualitas manajemen dari proses implementasi
Mengubah Tantangan Manajemen untuk Aplikasi Enterprise, Perekayasaan Proses Bisnis, Manajemen Hubungan Pelanggan
Sebagian besar proyek system enterprise dan perekayasaan diperlemah oleh karena implementasi yang buruk dan praktik-praktik pengelolaan perubahan yang gagal mengarahkan perhatian-perhatian para karyawan terhadap perubahan tersebut. Berhadapan dengan ketakutan dan kecemasandiseluruh organisasi; mengatasi hambatan oleh manajer inti; perubahan fungsi kerja; jenjang karier; praktik perekrutan; dan pelatihan membawa ancaman-ancaman yang lebih besar terhadap perekayasaan ulang daripada kesulitan-kesulitan perusahaan dalam menghadapi visualisasi dan perancangan perubahan terobosan atas proses bisnis.
Sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan sistem manajemen rantai persediaan juga sangat sulit diimplementasikan dengan sukses. Sebagian besar perusahaan merangkul kebutuhan CRM untuk mentransformasi fokus itu dari sudut pandang produk-sentris menjadi sudut pandang  berpusat pada pelanggan, yang memerlukan beberapa perubahan mendasar dalam hal kultur organisasi dan proses bisnis, begitu pula kerjasama yang erat antara sistem informasi dan kelompok penjualan serta pemasaran.
Implikasi Sistem Akibat Penggabungan dan Akuisisi
Penggabungan dan akuisisi terus bertambah karena keduanya adalah mesin pertumbuhan utama bagi bisnis. Perusahaan berpotensi memotonng biaya-biaya secara signifikan dengan melakukan penggabungan dengan para pesaingnya, mengurangi resiko  dengan berekspansi kedalam beragam industry dan menciptakan kumpulan pengetahuan dan keahlian pesaing dengan menggabungkan kekuatan dengan para pemain lain. Selain itu juga bisa menghemat waktu: perusahaan bisa mendapatkan bagian pasar dan keahlian secara sangat cepat melalui akuisisi daripada melakukan pembangunan jangka panjang.
Para arsitek penggabungan dan akuisisi sering gagal mengapresiasi kesulitan dalam hal integritas sistem dari beragam perusahaan. Penggabungan dan akuisisi sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dari perusahaan yang bergabung dari infrastruktur teknologi informasinya. Kombinasi sistem informasi dari kedua perusahaan berbeda dari biasanya perlu memperhatikan perlunya perubahan organisasi dan proyek sistem kompleks yang perlu dikelola. Jika integritas tidak dikelola dengan benar, maka perusahaan menjadi tertatih-tatih menjalankan bisnisnya menggunakan sistem lama mereka yang sudah kadaluwarsa.
Jika perusahaan yang ditargetkan untuk akuisisi sudah diidentifikasi, maka para manajer sistem informasi perlu mengidentifikasi biaya realistik dari integrasi tersebut; perkiraan keuntungan dari operasi, cakupan, pengetahuan dan waktu; dan masalah-masalah sistem. Selain itu, para manajer TI bisa secara kritis memperkirakan biaya-biaya lainnya dan perubahan-perubahan lainnya yang diperlukan untuk memperbarui infrastruktur TI atau membuat perbaikan-perbaikan sistem utama untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang bergabung.
Mengelola Implementasi
Tidak semua aspek proses implementasi bisa dengan mudah dikendalikan atau direncanakan. Namun, peluang-peluang untuk keberhasilan sistem bisa ditingkatkan dengan mengantisipasi potensi masalah implementasi dan menerapkan strategi perbaikan yang benar. Beragam pengelolaan proyek, pengumpulan persyaratan dan metode perencanaan telah dikembangkan untuk beberapa kategori masalah tertentu. Strategi juga telah direncanakan untuk memastikan bahwa pengguna memainkan peran yang sesuai disepanjang proses implementasi dan untuk mengelola proses perubahan organisasional.
Mengendalikan Faktor-Faktor Risiko
langkah pertama mengelola risisko proyek adalah mengidentifikasi sifat dan level risiko dari proyek yang sedang dikerjakan. Para pelaku implementasi kemudian bisa mengadaptasi kemungkinan pendekatan terhadap pengelolaan proyek, penanganan masing-masing proyek dengan peranti, metode pengelolaan proyek, dan hubungan organisasional yang menggerakkanlevel risiskonya.
Mengelola Kompleksitas Teknis
Proyek dengan teknologi yang kompleks dan menantang untuk dikuasai berasal dari keuntungan peranti integrasi internal. Keberhasilan proyek seperti ini bergantung dari seberapa baik pengelolaan kompleksitas. Para pemimpin proyek perlu memiliki pengalaman administratif dan teknis. Mereka harus mampu mengantisipasi masalah-masalah dan mengembangkan relasi yang mulus antar tim teknis secara terus-menerus. Keterampilan atau keahlian teknik yang penting yang tersedia secara internal, harus dicari dan ditentukan dari luar organisasi.
Perencanaan dan Peranti Kendali Resmi
Proyek-proyek besar akan menarik keuntungan dari penggunaan secara tepat peranti perencanaan resmi dan peranti kendali resmi. Teknik-teknik pengelolaan proyek bisa membantu manajer mengidentifikasi sumbatan-sumbatan dan menentukna dampak masalah pada waktu penyelesaian proyek. Teknik-teknik ini juga membantu pengembangan sistem untuk membagi implementasi kedalam segmen-segmen yang lebih kecil, yang bisa dikelola dengan baik dan menghasilkan keuntungan bisnis yang terukur. Teknik kendali standar akan berhasil memetakan kemajuan proyek atas penganggran dan tanggal jatuh tempo, sehingga penyimpangan dari perencanaan bisa diketahui.

Meningkatkan Keterlibatan Pengguna dan Mengatasi Resistansi Pengguna    
Proyek yang relatif memiliki struktur kecil dan persyaratan yang belum ditetapkan harus melibatkan pengguna disemua tahapnya. Para pengguna harus dimobilitas untuk mendukung satu dari banyak kemungkinan pilihan perancangan dan agar mereka berkomitmen pada satu rancangan. Peranti integrasi eksternal terdiri dari cara-cara mengkoneksi kerja tim implementasi dengan pengguna disemua level organisasi.
Partisipasi dalam kegiatan implementasi bisa saja kurang mencukupi untuk mengatasi maslah resistansi pengguna. Proses implementasi menuntut perubahan organisasional. Ada kemungkinan perubahan tersebut terhalang karena ada beragam pengguna yang bisa terpengaruh oleh sistem dengan beragam cara. Sementara sebagian pengguna mungkin bisa menyetujui sistem yang baru karena membawa perubahan yang merupakan yang mereka anggap menguntungkan mereka.   
Strategi untuk mengatasi hamabatan pengguna mencakup partisipasi pengguna, pendidikan dan pelatihan kepada pengguna, pengumuman resmi dan kebijakan manajemen dan pemberian intensif yang lebih baik bagi pengguna yang bekerja sama . sistem yang baru dapat dibuat lebih mudah bagi pengguna dengan memperbaiki antarmuka pengguna. Pengguna akan lebih bisa bekerja sama jika masalah-masalah organisasional dipecahkan khususnya untuk memperkenalkan sistem yang baru.
Perancangan untuk Organisasi
Karena tujuan sistem yang baru adalah memperbaiki kinerja organisasi, maka proses pengembangan sistem harus secara eksplisit menunjukkan cara di mana organisasi akan berubah jika sistem yang baru sudah dipasang, termasuk pemasangan internet, ekstranet, dan aplikasi internet. Sebagai tambahan untuk perubahan prosedural, transformasi dalam hal fungsi kerja, struktur organisasi, hubungan barbagi otoritas, dan perilaku harus direncanakan secara cermat. Jika perubahan-perubahan yang dibawa oleh teknologi menghasilkan konsekuensi yang bisa diketahui, maka organisasi bisa mendapatkan keuntungan dengan mengimprovisasi peluang-peluang baru.
Walaupun analisis sistem dan kegiatan perancangan dianggap menyertakan analisis dampak organisasi, namun wilayah ini biasanya diabaikan. Analisis dampak organisasi menjelaskan bagaimana sistem yang diajukan akan mempengaruhi struktur organisasi, sikap, pengambilan keputusan, dan pengoperasian. Agar bisa berhasil mengintegrasikan sistem informasi dengan organisasi, perkiraan dampak organisasi yang menyeluruh dan terdokumentasi harus mendapat perhatian lebih banyak dalam segala usaha pengembangan yang akan dilakukan.


Revolusi Jaringan dan Internet
Kualitas sistem informasi harus dievaluasi lebih dalam hal kriteria pengguna daripada criteria staf sistem informasi. Dalam hubungannya dengan sasaran seperti ukuran memori, rasio akses, dan waktu penghitungan, maka sasaran sistem harus mencakup standar kerja pengguna.
Wilayah-wilayah dimana pengguna berinteraksi dengan sistem, harus dirancang dengan cermat, dengan kepekaan terhadap isu-isu ergonomik. Ergonomik mengacu pada interaksi orang-orang dan mesin dalam lingkungan kerja.
Rancangan Sosioteknis
Sebagian besar pendekatan pembangunan sistem kontemporer cenderung memperlakukan pengguna akhir sabagai inti proses pembangunan sistem, namun memainkan peran yang relative pasif terhadap kekuatan-kekuatan lain yang membentuk sistem.
Rencana perancang sosioteknis menetapkan sasaran-sasaran manusia untuk sistem yang bisa meningkatkan kepuasan kerja. Para perancang harus menetapkan solusi teknis dan rancangan social. Rencana rancangan social menguraikan struktur kelompok-kelompok kerja, alokasi tugas dan rancangan kerja individu. Solusi teknis yang diajukan dibandingkan dengan solusi yang diajukan. Solusi teknis dan social yang bisa dikombinasikan diajukan sebagai sosioteknis. Alternatif yang paling sesuai dengan sasaran teknis dan social dipilih sebagai rancangan akhir. Rancangan sosioteknis yang dihasilkan diharapkan membuahkan sistem informasi yang bisa mengikat efisiensi teknis dengan kepekaan atas kebutuhan manusia dan organisasi, yang pada akhirnya membawa kepuasan kerja.
Manajemen Proyek “Generasi Keempat”
Teknik-teknik tradisional dalam mengelola proyek barkaitan dengan masalah-masalah ukuran dan kompleksitas dalam hal memecahkan proyek besar menjadi beberapa subproyek; menugaskan tim, membuat penjadwalan dan garis besar masing-masing serta fokus terutama pada mekanisme proyek ketimbang pada hasil bisnis. Teknik-teknik ini tidak mencukupi untuk sistem enterprise dan proyek sistem berskala besar lainnya yang memiliki masalah-masalah kompleks mengenai koordinasi organisasi dan pengelolaan perubahan dan kadang kala berhadapan dengan teknologi yang belum dikenal secara baik, dan secara terus menerus mengubah persyaratan bisnis.
Pada model ini, perencanaan proyek mengasumsikan fokus keseluruhan perusahaan, dikendalikan oleh visi strategi bisnis perusahaan dan arsitektur teknologinya. Para manajer proyek dan subproyek lebih fokus pada penyelesaian masalah dan menghadapi tantangan sewaktu keduanya muncul, daripada menghadapi kejadian-kejadian formal yang sifatnya insidentil. Mereka harus menekankan pembelajaran, mencari cara untuk mengadaptasi ketidakpastian yang sudah diketahui dan mengadaptasi kekacauan tambahan. Sangat berguna bagi perusahaan untuk menetapkan program kantor secara terpisah dalam mengelola subproyek, mengkoordinasi keseluruhan proyek dengan kelangsungan proyek dan mengkoordinasi proyek dengan perubahan terus menerus dalam hal strategi bisnis perusahaan, arsitektur sistem informasi dan infrastrukturnya dan proses bisnisnya.       

No comments:

Post a Comment