Tuesday 16 April 2013

Sistem Pengendalian Manajemen

Pusat Laba
By. atchokers.blogspot.com
Manfaat Pusat Laba
1.      Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat para manajer yang paling dekat dengan titk keputusan.
2.      Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3.      Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal yang lebih luas.
4.      Manajer karena tunduk pada hanya sedikit batasan dari corporate, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatif-nya.
5.      Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
6.      Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
7.      Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen pucak (top manajemen) mengenai profitabilitas  dari komponen-komponen individual perusahaan.
8.      Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsive terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Kesulitan dengan Pusat Laba
1.      Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengendalikan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
2.      Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memeliki informasi yang lebih baik dari pada manajer pusat laba umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3.      Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen harga transfer yang sesuai, pengolahan biaya umum (common cost) yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih unti bisnis.
4.      Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unti fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain.
5.      Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas disetiap pusat laba.
6.      Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup bagi untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum.
7.      Mungkin ada terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pedek dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang.
8.      Tidak ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba dari perusahaan secara keseluruhan.

Unti Bisnis sebagai Pusat Laba
            Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan pemasaran.
Batasan atas Wewenag Unit Bisnis
            Untuk memahami sepenuhnya manfaat dari konsep pusat laba, manajer unti bisnis akan memiliki otonomi seperti presiden dari suatu perusahaan independen.
Batasan dari Unit Bisnis Lain
            Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan:
1.      Keputusan produk (barang atau jasa apa yang harus dibuat dan dijual)
2.      Keputusan pemasaran (bagaimana, dimana, barapa jumlah barang atau jasa yang akan dijual ?)
3.      Keputusan perolehan (procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan atau memproduksi barang atau jasa)
Batasan dari Manjemen Korporat
Batasan-batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
1.      Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis
2.      Batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan
3.      Batasna yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.
Pusat Laba Lainnya
Unit-unit Fungsional
            Perusahaan multi bisnis biasanya terbagi dalam unit-unit bisnis, di mana setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan besarnya pengaruh (bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanakan oleh manajer unit terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba bersih.
Pemasaran
            Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi manajer pemasaran dalam membuat trade off pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktik standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade off  yang dibuat. Harga transfer yang dibebankan kepusat laba harus berdasarkan biaya standar, dan bukan biaya aktual dari produk yang terjual.
Manufaktur
            Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggota overhead. Oleh karena itu, dimana kinerja proses manufaktur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi yang terpisah atas aktivita-aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan keputusan buat atau beli (make-or-buy decision).
Unit pendukung dan pelayanan
            Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, transfortasi, teknik, konsultan, layanan kjonsumen dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba. Hal ini dapat dioperasikan kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan, atau dapat dipenuhi dalam unti bisnis itu sendiri. Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan, dengan tujuan financial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendatan setara dengan pengeluaran.
Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah.
Mengukur Profitabilitas
            Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba, sama halnya seperti dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan.
1.      Pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk perencanaan (planning), koordinasi (coordinating),  dan pengendalian (controlling) kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi para manajer.
2.      Ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat sebagai suatu entitas ekonomi.
Jenis-jenis Ukuran Kinerja
                Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Meskipun demikian, kinerja dievalusi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu sebagai berikut:
1.      Margin contribusi
2.      Laba langsung
3.      Laba yang dapat dikendalikan
4.      Laba sebelum pajak
5.      Laba bersih
Pendapatan
            Memilih metode pengakuan pendapatan yang tepat  sangatlah penting. Apakah pendapatan dicatat, ketika pesanan dibuat, ketika pesanan dikirim, apakah ketika uang kas diterima ?
            Dalam beberapa kasus dua atau lebih pusat laba dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya, setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam suatu transaksi.
Pertimbangan manajemen
            Dalam mengevaluasi manajer bisnis, hampir semua perusahaan di AS melibatkan sebagian (jika bukan seluruhnya) biaya-biaya yang telah disebutkan sebelumnya, baik biaya yang berada di bawah kendalinya maupun yang bukan.
            Hampir semua kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajer pusat laba biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba.

No comments:

Post a Comment