Thursday, 25 October 2012

Review ; TITIK KRITIS DALAM PRAKTIK AUDIT


TITIK KRITIS DALAM PRAKTIK  AUDIT
By Atchokers

Titik Kritis
Kata ini merupakan terjemahan dari kata critical dalam bahasa inggris. Dalam lema di kamus Webster, critical dijelaskan dengan beberapa makna, dua diantaranya digunakan dalam materi ini
1.      Makna pertama “crucial,decisive” atau” penting, menentukan” misalnya dalam kalimat “pidato yang critical dalam pemilihan umum tahun ini”. Kalimat itu menekankan pentingnya pidato itu. Pidato itu menentukan apakah calon pejabat dapat merebut suara dari pemilih yang belum menentukan sikap.
2.      Makna kedua, “being in or approaching a state of crisis” atau “gawat”. Kata ini sering digunakan dalam meeenggambarkan kondisi seorang penderita penyakit, seperti : kondisinya krisis sekali, seluruh keluarga sudah berkumpul. Makna ini dekat “characterized by risk or uncertainly” atau ditandai dengan risiko atau ketidakpastian” (rawan).

Titik Krisis dalam Praktik Audit
Secara garis besar ada tiga lingkaran atau kegiatan kritis dalam praktik audit, yakni kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia, proses audit ,dan situasi pasca – audit.
            Mahasiswa auditing dan praktisi audit sangat akrab dengan kegiatan kedua ( proses  audit). namun tidak banyak pembahasan mengenai kegiatan pertama (yang berhubungan dengan sumber daya manusia) dan kegiatan ketiga (yang berhubungan dengan penanganan situasi pasca-audit)

Titik Kritis dalam SDM
Standar Audit yang Berkaitan Langsung dengan SDM
1.      Standar Umum
a.       Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
b.      Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
c.       Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
2.      Standar pekerjaan Lapangan
a.   Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik – baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya
b.      Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

 
Titik Krisis dalam Proses Audit
Menerima dan Mempertahankan Klien
Dalam thap ini auditor dn KAP memutuskan untuk : a) menerima atau menolak suatu penugasan audit baru (client acceptance); b) menerima atau menolak suatu penugasan audit ulang (client retention atau client continueance). Ini adalah keputusan sebelum proses perencanaan dimulai. Keputusan untuk menerima atau menolak penugasan baru merupakan keputusan yang krusial. D satu pihak ia berhubungan langsung dengan peningkatan pendapatan KAP. Di pihak lain, ia berhubungan dengan berbagai risiko yang berpotensi mengancam kelangsungan KAP.
KAP tidak berkewajiban memberi jasa audit kepada perusahaan apa pun. KAP berkewajiban menyeleksi perusahaan mana yang akan diterumanya sebagai klien, dan mana yang harus ditolaknya. KAP berkewajiban menolak penugasan ulang yang tidak memenuhi persyaratan KAP itu. Ini adalah esensi dari keputusan mengenai client acceptance dan client retention.
            Ada dua pertimbangan besar yang menentukan keputusan ini.
1.      Pertama, persyaratan yang berkenaan dengan KAP itu sendiri. Apakah para partner dan/ staf mempunyai benturan kepentingan atau alasan lain yang membuat KAP tidak independen (independency in fact) atau terkesan tidak independen (independency ni appearance)
2.      Kedua, keadaan yang berkenaan dengan perusahaan yang laporan keuangannya akan diaudit. Apakah ada hal – hal khusus mengenai perusahaan itu, pemegang sahamnya, atau eksekutif puncaknya,yang dapat menimbulkan risiko luar biasa.

Integritas Manajemen dan Pemegang Saham Pengendali
Tujuan utama mengaudit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat (mengenai kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan manajemen (dan pemegang saham pengendali). Oleh karena itu, auditor hanya menerima perusahaan itu sebagai kliennya, kalau ada reasonable assurance bahwa manajemen perusahaan itu dapat dipercaya, jika manajemen tidak mempunyai integritas, ada potensi yang cukup besar untuk terjadinya material errors dan material irregularities dalam proses akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan.
Dari mana KAP mengetahui integritas manajemen? KAP bisa mengetahui dengan bertanya kepada KAP atau auditor terdahulu. KAP bisa menanyakan kepada mereka yang bekerja atau pernah bekerja dengan manajemen puncak. Banyak pihak bisa menjadi sumber informasi yang baik, kadang – kadang secara sukarela dan informal memberi keterangan berharga.

Hal Khusus dan Risiko Luar Biasa
Unsur penting dalam audit ialah menilai adanya risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor juga harus peduli dengan risiko bisnis yang dihadapi perusahaan dalam kesulitan keuangan, atau masalah kelangsungan hidup perusahaan (going-concern problems). Apakah ada alasan bagi penggugat untuk menyatakan bahwa ia adalah pemakai laporan keuangan (yang diaudit) dan yang dianggapnya menyesatkan, kemudian menuntut KAP (yang dianggapnya berkantong tebal)
            Dalam tahap client acceptance,hal khusus seperti ini perlu ditelisik lebih lanjut. Siapa yang berpotensi menjadi pemakai laporan keuangan yang diaudit, apa kepentingannya degan perusahaan ini, keadaan keuangan dan keadaan legal-nya (apakah ada ancaman hukum, dari siapa saja,mengenai hal apa,berapa besar), apakah ada pembatasan lingkup audit, apakah laporan keuangannya layak audit (auditable)?
Kompetensi KAP
Persyaratan mengenai kompetensi KAP dapat dilihat dalam sandar umum nomor 1.
KAP mungkin memerlukan tenaga ahi dari luar organisasinya, seperti ahli hukum (tergantung masalah hukum yang dihadapi auditee, aktuari (untuk perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun), ahli mengenai transaksi valasdan derivatif (untuk bank devisa), ahli geologi (untuk perusahaan minyak), ahli lingkungan hidup ( untuk berbagai industri) dan sebagainya.
            Sering kali klien bukan saja memerlukan jasa audit, tetapi juga jasa – jasa lain yang lazimnya diberikan KAP dan tidak dilarang atau dibatasi oleh ketentuan perundang – undangan. Kemampuan memberikan jasa – jasa lain yang juga perlu dipertimbangkan.
Apakah KAP Independen?
Persyaratan mengenai independensi KAP dapat dilihat dalam standar umum nomor 2. Karena pertimbangan independensi ini, dan pertimbangan lain, nama calon klien harus diberi tahu kepada partner dan manajer di KAP tersebut. Partner yang melakukan penjajakan mungkin saja independen, tetapi mitra dan rekan sejawatnya bisa mempunyai hubungan yang membuat KAP itu tidak independen.
Menerima atau Menolak Klien?
Dalam mengambil keputusan mengenai client acceptance dan client retention. Pada dasarnya KAP membuat keputusan bisnis dengan pertimbangan bisnis dan perhitungan risiko bisnis. Menerima klien baru ada risiko bisnis, tidak menerima klien tentu juga ada risiko bisnisnya. Mempertahankan klien lama ada risiko bisnis, menolak melanjutkan klien itu juga ada risiko bisnisnya.
Keputusan untuk menerima klien baru atau memperbarui kontrak dengan klien lama, mungkin berakhir dengan pengunduran diri dari penugasan audit yang telah diterima (resignation from an audit engagement). Alasan pengunduran diri bisa bermacam – macam, misalnya karena :
1.      Masalah integritas manajemen yang bsru diketahui kemudian
2.      Klien menolak memperbaiki kesalahan yang material dalam laporan keuangan
3.      Klien tidak bersedia mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan fraud atau illegal acts yang ditemukan dalam audit

Memahami Bisnis Klien dan Industrinya
Tahapan ini berkenaan dengan dua pemahaman, yakni pemahaman nengenai seluk beluk bisnis klien dan pemahaman mengenai industri dimana bisnis klien itu berada. Pemahaman ini sangat berguna bagi KAP, auditor yang bersangkutan, dan klien.
1.      KAP yang memahami bisnis kliennya dan industri yang brsangkutan, yang mendapat pengakuan dari anggota industri tersebut. Pengakuan ini mempunyai nilai ekonomis.
2.      Auditor yang mendalami bisnis klien dan industrinya juga mempunyai nilai tambah. Ini terlihat dalam perpindahan staf dari KAP ke kliennya.
3.      Klien lebih senang berhubungan dengan KAP dan auditor yang menguasai bisnisnya untuk alasan yang sederhana, yakni ia tidak usah susah – susah “mendidik” orang baru.
Materialitas
            Dalam dafftar istilah (glossary) Financial Accounting Standards Board (FASB) Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 Qualitative Characteristic of Accounting Information, materialitas didefinisikan sebagai
“Besarnya suatu kepalan atau salah saji dalam informasi akuntansi, yang dalam keadaan dimana perusahaan berada, mungkin membuat seorang normal yang mengandalkan informasi tadi berubah pikiran atau terpengaruh oleh kealpaan atau salah saji tersebut.”
            Untuk memahami FASB Statemen No. 2 ada beberapa penjelasan:
1.      Omission or misstatement diterjemahkan dengan “kealpaan atau salah saji”. Kealpaan disini diartikan sebagai sesuatu yang harus ada,tetapi ditiadakan.
2.      A resonable person diterjemahkan sebagai “seorang normal” adalah orang yang tidak mengetahui keadaan keuangan perusahaan dan mengandalkan informasi yang diberikan kepadanya.
3.      Atau resonable person tadi terpengaruh (influenced). Tertjemahan

No comments:

Post a Comment