TITIK
KRITIS DALAM PRAKTIK AUDIT
By Atchokers
Titik Kritis
Kata ini merupakan
terjemahan dari kata critical dalam
bahasa inggris. Dalam lema di kamus Webster, critical dijelaskan dengan
beberapa makna, dua diantaranya digunakan dalam materi ini
1.
Makna pertama “crucial,decisive” atau” penting,
menentukan” misalnya dalam kalimat “pidato yang critical dalam pemilihan umum tahun ini”. Kalimat itu menekankan
pentingnya pidato itu. Pidato itu menentukan apakah calon pejabat dapat merebut
suara dari pemilih yang belum menentukan sikap.
2.
Makna kedua, “being in or approaching a state of crisis”
atau “gawat”. Kata ini sering digunakan dalam meeenggambarkan kondisi seorang
penderita penyakit, seperti : kondisinya krisis sekali, seluruh keluarga sudah
berkumpul. Makna ini dekat “characterized
by risk or uncertainly” atau ditandai dengan risiko atau ketidakpastian”
(rawan).
Titik Krisis dalam
Praktik Audit
Secara
garis besar ada tiga lingkaran atau kegiatan kritis dalam praktik audit, yakni
kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia, proses audit ,dan situasi
pasca – audit.
Mahasiswa auditing dan praktisi audit sangat akrab dengan
kegiatan kedua ( proses audit). namun
tidak banyak pembahasan mengenai kegiatan pertama (yang berhubungan dengan
sumber daya manusia) dan kegiatan ketiga (yang berhubungan dengan penanganan
situasi pasca-audit)
Titik
Kritis dalam SDM
Standar Audit yang
Berkaitan Langsung dengan SDM
1.
Standar Umum
a. Audit
harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor
b. Dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor
c. Dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
2.
Standar pekerjaan
Lapangan
a. Pekerjaan
harus direncanakan dengan sebaik – baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya
b. Pemahaman
memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
Menerima
dan Mempertahankan Klien
Dalam thap ini
auditor dn KAP memutuskan untuk : a) menerima atau menolak suatu penugasan
audit baru (client acceptance); b)
menerima atau menolak suatu penugasan audit ulang (client retention atau client continueance). Ini adalah keputusan
sebelum proses perencanaan dimulai. Keputusan untuk menerima atau menolak
penugasan baru merupakan keputusan yang krusial. D satu pihak ia berhubungan
langsung dengan peningkatan pendapatan KAP. Di pihak lain, ia berhubungan
dengan berbagai risiko yang berpotensi mengancam kelangsungan KAP.
KAP
tidak berkewajiban memberi jasa audit kepada perusahaan apa pun. KAP
berkewajiban menyeleksi perusahaan mana yang akan diterumanya sebagai klien,
dan mana yang harus ditolaknya. KAP berkewajiban menolak penugasan ulang yang
tidak memenuhi persyaratan KAP itu. Ini adalah esensi dari keputusan mengenai client acceptance dan client retention.
Ada dua pertimbangan besar yang menentukan keputusan ini.
1.
Pertama,
persyaratan yang berkenaan dengan KAP itu sendiri. Apakah para partner dan/
staf mempunyai benturan kepentingan atau alasan lain yang membuat KAP tidak
independen (independency in fact)
atau terkesan tidak independen (independency
ni appearance)
2.
Kedua, keadaan
yang berkenaan dengan perusahaan yang laporan keuangannya akan diaudit. Apakah
ada hal – hal khusus mengenai perusahaan itu, pemegang sahamnya, atau eksekutif
puncaknya,yang dapat menimbulkan risiko luar biasa.
Integritas
Manajemen dan Pemegang Saham Pengendali
Tujuan
utama mengaudit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat (mengenai
kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan manajemen (dan pemegang
saham pengendali). Oleh karena itu, auditor hanya menerima perusahaan itu
sebagai kliennya, kalau ada reasonable
assurance bahwa manajemen perusahaan itu dapat dipercaya, jika manajemen
tidak mempunyai integritas, ada potensi yang cukup besar untuk terjadinya material errors dan material irregularities dalam proses akuntansi yang menghasilkan
laporan keuangan.
Dari
mana KAP mengetahui integritas manajemen? KAP bisa mengetahui dengan bertanya
kepada KAP atau auditor terdahulu. KAP bisa menanyakan kepada mereka yang
bekerja atau pernah bekerja dengan manajemen puncak. Banyak pihak bisa menjadi
sumber informasi yang baik, kadang – kadang secara sukarela dan informal
memberi keterangan berharga.
Hal
Khusus dan Risiko Luar Biasa
Unsur
penting dalam audit ialah menilai adanya risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Auditor juga harus peduli dengan risiko bisnis yang dihadapi
perusahaan dalam kesulitan keuangan, atau masalah kelangsungan hidup perusahaan
(going-concern problems). Apakah ada
alasan bagi penggugat untuk menyatakan bahwa ia adalah pemakai laporan keuangan
(yang diaudit) dan yang dianggapnya menyesatkan, kemudian menuntut KAP (yang
dianggapnya berkantong tebal)
Dalam tahap client acceptance,hal khusus seperti ini
perlu ditelisik lebih lanjut. Siapa yang berpotensi menjadi pemakai laporan
keuangan yang diaudit, apa kepentingannya degan perusahaan ini, keadaan
keuangan dan keadaan legal-nya
(apakah ada ancaman hukum, dari siapa saja,mengenai hal apa,berapa besar),
apakah ada pembatasan lingkup audit, apakah laporan keuangannya layak audit (auditable)?
Kompetensi
KAP
Persyaratan
mengenai kompetensi KAP dapat dilihat dalam sandar umum nomor 1.
KAP
mungkin memerlukan tenaga ahi dari luar organisasinya, seperti ahli hukum
(tergantung masalah hukum yang dihadapi auditee,
aktuari (untuk perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun), ahli mengenai
transaksi valasdan derivatif (untuk bank devisa), ahli geologi (untuk
perusahaan minyak), ahli lingkungan hidup ( untuk berbagai industri) dan
sebagainya.
Sering kali klien bukan saja
memerlukan jasa audit, tetapi juga jasa – jasa lain yang lazimnya diberikan KAP
dan tidak dilarang atau dibatasi oleh ketentuan perundang – undangan. Kemampuan
memberikan jasa – jasa lain yang juga perlu dipertimbangkan.
Apakah KAP Independen?
Persyaratan
mengenai independensi KAP dapat dilihat dalam standar umum nomor 2. Karena
pertimbangan independensi ini, dan pertimbangan lain, nama calon klien harus
diberi tahu kepada partner dan manajer di KAP tersebut. Partner yang melakukan
penjajakan mungkin saja independen, tetapi mitra dan rekan sejawatnya bisa
mempunyai hubungan yang membuat KAP itu tidak independen.
Menerima atau Menolak Klien?
Dalam
mengambil keputusan mengenai client acceptance dan client retention. Pada
dasarnya KAP membuat keputusan bisnis dengan pertimbangan bisnis dan
perhitungan risiko bisnis. Menerima klien baru ada risiko bisnis, tidak
menerima klien tentu juga ada risiko bisnisnya. Mempertahankan klien lama ada
risiko bisnis, menolak melanjutkan klien itu juga ada risiko bisnisnya.
Keputusan
untuk menerima klien baru atau memperbarui kontrak dengan klien lama, mungkin
berakhir dengan pengunduran diri dari penugasan audit yang telah diterima (resignation from an audit engagement).
Alasan pengunduran diri bisa bermacam – macam, misalnya karena :
1. Masalah
integritas manajemen yang bsru diketahui kemudian
2. Klien
menolak memperbaiki kesalahan yang material
dalam laporan keuangan
3. Klien
tidak bersedia mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan fraud atau illegal acts yang ditemukan dalam audit
Memahami Bisnis Klien
dan Industrinya
Tahapan ini berkenaan
dengan dua pemahaman, yakni pemahaman nengenai seluk beluk bisnis klien dan
pemahaman mengenai industri dimana bisnis klien itu berada. Pemahaman ini
sangat berguna bagi KAP, auditor yang bersangkutan, dan klien.
1.
KAP yang
memahami bisnis kliennya dan industri yang brsangkutan, yang mendapat pengakuan
dari anggota industri tersebut. Pengakuan ini mempunyai nilai ekonomis.
2.
Auditor yang
mendalami bisnis klien dan industrinya juga mempunyai nilai tambah. Ini
terlihat dalam perpindahan staf dari KAP ke kliennya.
3.
Klien lebih
senang berhubungan dengan KAP dan auditor yang menguasai bisnisnya untuk alasan
yang sederhana, yakni ia tidak usah susah – susah “mendidik” orang baru.
Materialitas
Dalam dafftar istilah (glossary)
Financial Accounting Standards Board (FASB) Statement
of Financial Accounting Concepts No. 2
Qualitative Characteristic of Accounting Information, materialitas
didefinisikan sebagai
“Besarnya
suatu kepalan atau salah saji dalam informasi akuntansi, yang dalam keadaan
dimana perusahaan berada, mungkin membuat seorang normal yang mengandalkan
informasi tadi berubah pikiran atau terpengaruh oleh kealpaan atau salah saji
tersebut.”
Untuk memahami FASB Statemen No. 2
ada beberapa penjelasan:
1. Omission or
misstatement diterjemahkan dengan “kealpaan atau
salah saji”. Kealpaan disini diartikan sebagai sesuatu yang harus ada,tetapi
ditiadakan.
2. A resonable
person diterjemahkan sebagai “seorang normal” adalah orang
yang tidak mengetahui keadaan keuangan perusahaan dan mengandalkan informasi
yang diberikan kepadanya.
3. Atau
resonable person tadi terpengaruh (influenced). Tertjemahan
No comments:
Post a Comment